BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan
makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh
penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut
ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Terjadinya kegagalan pada model pembangunan pada masa lalu, menyadarkan akan
perlunya reorientasi baru dalam pembangunan, yaitu pendekatan pembangunan yang
memperhatikan lingkungan dan pembangunan yang berwajah manusiawi. Pendekatan
tersebut menempatkan manusia sebagai factor kunci yang memainkan peran penting
dalam segala segi. Proses pembangunan hendaknya sebagai suatu proses yang
populis, konsentrasi pembangunan lebih pada ekonomi kerakyatan, dengan
mengedepankan fasilitas pembangunan pada usaha rakyat kecil.
Bertolak dari model pembangunan yang Humanize tersebut maka dibutuhkan
program-program pembangunan yang memberikan prioritas pada upaya memberdayakan
masyarakat. Dalam konteks Good Governance ada tiga pilar yang harus
menopang jalannya proses pembangunan, yaitu masyarakat sipil, pemerintah dan
swasta. Oleh karena itu SDM/ masyarakat menjadi pilar utama yang harus
diberdayakan sejak awal.
Dalam pembangunan perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat hendaklah
disertai transformasi secara seimbang, baik itu transformasi ekonomi, social,
budaya maupun politik. Sehingga akan terjadi keseimbangan antara kekuatan
ekonomi, budaya, social dan budaya.
Dengan adanya pemberdayaan, masyarakat dapat menjalankan pembangunan dengan
diberikan hak untuk mengelola sumber daya yang ada. Masyarakat miskin diberikan
kesempatan untuk merencanakan dan melaksanakan pogram pembangunan yang telah
mereka tentukan. Dengan demikian masyarakat diberi kekuasaan untuk mengelola
dana sendiri, baik yang berasal dai pemerintah maupun pihak lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan
diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang
mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani
menggarap yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional
perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran
dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan
latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha
besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang
memadai untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan,
tempat berusaha bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para
masyarakat hanya saja perlu pengembangan usahanya, bagaimana cara pengelolaan
barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan produknya itu dapat
menarik hati konsumen.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di
atas, maka masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu :
1.
Apa yang dimaksud dengan pengelolaan kewirausahaan?
2.
Bagaimana ciri dan watak dalam kewirausahaan?
3.
Bagaimana faktor-faktor motivasi dalam kewirausahaan?
4.
Bagaimanakah tahap-tahap dan proese dalam kewirausahaan?
5.
Apa langkah-langkah dalam pengembangan usaha?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan
masalah yang tersebut di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.
Untuk menjelaskan pengertian pengelolaan dan kewirausahaan.
2.
Untuk mengidentifikasikan ciri dan watak dalam kewirausahaan.
3.
Untuk mengidentifikasikan faktor-faktor motivasi dalam berwirausaha.
4.
Untuk menjelaskan dan mengidentifikasikan tahap-tahap dan proses dalam
berwirausaha.
5.
Menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan usaha.
D. MANFAAT PENULISAN
·
Bagi
Pribadi
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan ciri dan watak berwirausaha. Selain
itu juga, wawasan akan berwirausaha semakin jelas dan dapat meningkatkan
motivasi dalam berwirausaha.
·
Bagi
Masyarakat Pembaca
1.
Meningkatkan
pengetahuan dan wawasan akan kewirausahaan beserta proses-prosesnya.
2.
Menumbuhkan
dan meningkatkan motivasi untuk mulai dan terus berwirausaha.
3.
Meningkatkan
pengetahuan akan kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewirausahaan
Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya
pada tahun 1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur,
dalam arti mereka yang memulai usaha baru., menanggung segala resiko, dan
mendapatkan keuntungan.
Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris entrepreneur,
yang artinya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk
melihat dan menilai kesempatan peluang bisnis. J. B. Say menggambarkan
pengusaha sebagai orang yang mampu memindahkan sumber-sumber ekonomi dari
tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas tinggi karena mampu
menghasilkan produk yang lebih banyak.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi
(asal usul kata ). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul,
teladan, gagah berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha, artinya
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang
atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya
yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan
yang tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan
faktor keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu
para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya
jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan
berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan
terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah
terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan
rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk memulai usahanya, dimana para wirausahawan harus memiliki strategi
pemasaran. Meskipun dalam mengembangkan usahanya hanya mempunyai modal
terbatas.
B. Ciri dan Watak dalam Kewirausahaan
Ciri dan watak kewirausahaan
No
|
Ciri
|
Watak
|
1
|
Percaya diri
|
Keyakinan,
ketidaktergantungan,individualistis, dan optimisme
|
2
|
Berorientasi pada
tugas dan hasil
|
Kebutuhan untuk
berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
|
3
|
Pengambilan resiko
|
Kemampuan untuk
mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
|
4
|
Kepemimpinan
|
Perilaku sebagai
pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
|
5
|
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif
serta fleksibel
|
6
|
Berorientasi ke masa
depan
|
Pandanga ke depan,
perspektif
|
Dalam
konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang
menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
ü
Karakteristik
tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :
- Lokus pengendalian internal
- Tingkat energi tinggi
- Kebutuhan tinggi akan prestasi
- Toleransi terhadap ambiguitas
- Kepercayaan diri
- Berorientasi pada action
ü
Karakteristik
Wirausahawan (Masykur W) :
- Keinginan untuk berprestasi
- Keinginan untuk bertanggung jawab
- Preferensi kepada resiko menengah
- Persepsi kepada kemungkian berhasil
- Rangsangan untuk umpan balik
- Aktivitas Energik
- Orientasi ke masa depan
- Ketrampilan dalam pengorganisasian
- Sikap terhadap uang
Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)
- Kemampuan inovatif
- Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
- Keinginan untuk berprestasi
- Kemampuan perencanaan realistis
- Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
- Obyektivitas
- Tanggung jawab pribadi
- Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
- Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
- Tingkat komitmen tinggi (survival)
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
- Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
- Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
- Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
- Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.
Di
banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang
disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai
Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai
Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
C. Faktor-Faktor Motivasi dalam Kewirausahaan
- Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
- Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
- Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
- Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
- Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
- Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
- Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
- Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
- Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
- Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
- Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.
Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti
halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah
kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1)
mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
- knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
- knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
- having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
- having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
- managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
- managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
- managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
- statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
- knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
- copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :
- mau kerja keras (capacity for hard work)
- bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
- penampilan yang baik (good appearance)
- yakin (self confidence)
- pandai membuat keputusan (making sound decision)
- mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
- ambisi untuk maju (ambition drive)
- pandai berkomunikasi (ability to communicate)
D. Tahap-Tahap dan Proses dalam Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
- Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
- Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
- Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
- Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007 : 10 – 12) :
- proses inovasi
- proses pemicu
- proses pelaksanaan
- proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
- mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan
- pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
- SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
- kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
- organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
- kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)
- Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
E. Langkah-Langkah Yang
Dilakukan Dalam Pengembangan Usaha, sebagai berikut;
Pertama kalinya adalah
jeli melihat pasar.
Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang tengah
tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk nomor 1
tapi produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian).
Seandainya dalam bidang makanan, konsumen lebih membeli produk yang mempunyai
kualitas, mutu, dan bergizi serta rasa yang enak.
Langkah kedua adalah
menjalin komunikasi dengan orang lain
Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam
menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam ati positif yaitu orang yang
bertugas mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya. Memperluas
jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan informasi
juga dapat memperluas daerah pemasaran.
Langkah ketiga yakni,
berani berinvestasi
Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk
berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi
ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya
pertanggungjawaban untuk melunasinya.
Langkah keempat adalah
focus dalam usahanya
Kelemahan dari para wirausahawan selama ini adalah tidak mampu mengelola
kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali.
Sebagai contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis
valas saat krisis moneter 1998, akhirnya mereka mencoba berbisnis valas
sedangkan bisnis garmennya terbengkalai. Sementara bisnis valasnya merugi
akibat ketiadaan pengalaman bisnis financial, maka pengusaha tersebut gulung
tikar.
Langkah kelima adalah
promosi
Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan.
Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para
wirausahawan dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar,
karena bazaar adalah sarana promosi yang murah dan dapat dijadikan momen untuk
mengambil keuntungan. Setelah itu baru mempersiapkan brosur ataupun spanduk.
Untuk langkah keenam
adalah pemasaran yang dilakukan para wirausahawan
Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan
penamaan tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu
barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar
peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan
nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila
pembelian banyak.
Langkah Ketujuh adalah
Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis
Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi
wholesale.
Strategi Untuk
Mendapatkan Keuntungan Besar
Seringkali para pemilik bisnis berpikir bahwa untuk meningkatkan
profit/keuntungan maka mereka harus menaikkan jumlah pelanggan mereka dan omset
mereka / total pendapatan kotor mereka. Anggapan ini adalah salah, karena
profit, omset dan pelanggan sebenarnya adalah hasil akhir yang tidak dapat
diubah bila wirausahawan tidak mengubah strategi tersebut.
Adapun
strategi yang harus di ubah yaitu:
Calon
Pelanggan x Tingkat Konversi = Jumlah Pelanggan
Jumlah
Pelanggan x Jumlah Transaksi x Rata-rata Belanja = Omset
Omset
x Margin = Keuntungan ( Profit)
Dalam berbisnis para
wirausahawan hanya dapat mempengaruhi : calon pelanggan, tingkat konversi,
jumlah transaksi, rata-rata belanja, dan margin
1. Calon Pelanggan
Adalah setiap orang yang
telah mampir ke toko, tapi belum membeli, mereka juga orang-orang yang telah
menelepon ke toko dan meminta penjelasan tenteng produk tsb atau merespon email
yang di buat untuk promosi tapi mereka belum membeli.
2. Tingkat Konversi
Adalah persentase calon pelanggan yang akhirnya membeli produk. Sebagai contoh, bila saat ini datang 10 orang ke toko
anda, kemudian 3 orang membeli, maka tingkat konversinya adalah 30%.
3. Jumlah Transaksi
Adalah berapa banyak pelanggan yang sama, untuk kembali ke toko dengan membeli
produk tersebut.
4. Rata-rata belanja
Adalah besarnya uang yang dibelanjakan dalam 1 kali transaksi. Contohnya, bila
saat ini rata-rata pelanggan anda menghabiskan 50.000 rupiah untuk berbelanja
di toko anda, maka anda dapat melakukan upaya agar mereka mau membelanjakan
uangnya lebih banyak lagi di toko anda dalam 1 kali transaksi.
5. Margin
Adalah persentase keuntungan dari produk tersebut. Sebagai contoh,
bila anda dapat menerapkan strategi-strategi yang
tepat untuk menaikkan 10 % saja kinerja anda dimasing-masing langkah, maka
diakhir periode anda dapat meningkatkan hingga 61 % keuntungan anda.
Pada hakekatnya dalam dunia wirausaha para wirausahawan harus berani terjun
dalam mengembangkan usahanya hingga titik kesuksesan dan pada intinya banyak
cara untuk mencapai kesempurnaan dalam dunia bismis namun semua dapat dicapai
jika kita bersungguh-sungguh untuk mengembangkan bisnis yang kita punya. Dan
kami berharap agar pembelajaran ini kita bisa mengambil pelajaran dalam
dunia bisnis yang ingin kita jalankan.
Dan semua pengorbanan yang kita keluarkan untuk mengembangkan usaha kita harus
didukung juga rasa percaya diri agar mampu bersaing di dunia bisnis yang kita
dalami.
Lampiran
Asep Dan Budidaya
Kelinci di Lembang
Seorang wirausahawan bernama Asep Sutisna, lahir di Bandung 12 Juni 1992.
Mendirikan sebuah wirausaha kecil-kecilan. Dari pertama dia bekerja
dengan usahanya di bidang pekerja pabrik obat, lalu dia berpindah profesi
sebagi juru foto. Disuatu hari, anaknya meminta kepadanya untuk minta dibelikan
5 ekor kelinci, karena melihat teman-temannya memilki kelinci dan setelah itukelinci
tersebut dipelihara oleh anaknya. Kemudian setelah itu kedua anaknya bosan
terhadap kelinci-kelinci itu. Pada akhirnya, Asep menjual kelima kelinci
tersebut dan hasil penjualannya tersebut laku. Tetapi dengan menjual kelinci
itu adalah pekerja sampingan, sedangakan dia masih berprofesi sebagai juru
foto.
Pada saat itu, istrinya menyuruhnya untuk menjual kelinci lagi karena banyak
warga yang memesan pada keluaraga Asep, akhirnya dia membeli kelinci lagi
sebanyak mungkin, dan laku. Kemudian Asep menjual kelinci lebih banyak
lagi,tapi pada akhirnya kelinci-kelinci tersebut banyak terkena serangan scabies
dan karena dulu dia belum tahu benar tentang ternak kelinci, maka dia
sedikt bangkrut. Kemudian dia ikut kerja sebagai ternak sapi oleh pengusaha
jepang, semakin lama, semakin dia tahu tentang berternak dan tau tentang obat
yang dapat menyebuhkan kelinci, akhirnya dia meneruskan kembali usahanya
sebagai peternak kelinci. Dan setelah itu, dia berhasil dan kini dia
menjadi pengusaha besar,
dan dia memproduksikan dan memasarkan olahan daging kelinci berupa sate
kelinci ataupun yang
lainnya.
Selain itu, Asep ingin sekali mendirikan usaha kecil terpadu, mulai dari,
peternakan, pembibitan, industri produk pengolahan, pengolahan kulit, serta
restoran. Dengan ini, Asep telah mendirikan beberpa lapangan pekerjaan yang
dapat mengurangi pengengguran yang terjadi.
BAB
III
KESIMPULAN
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu
para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini
diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya
adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa,
mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada
konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdoa.
karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya rhido dari
Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Inilah Saatnya Menang Bersama Legenda QQ
BalasHapusSitus Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online !!!
Hanya Dengan 1 id bisa main 7 games boss !!!
CAPSA SUSUN | PLAY POKER | BANDAR POKER | BandarQ | Domino99 | AduQ | SAKONG Terbaik
Keunggulan Legenda QQ :
- MINIMAL DEPO & WD 20.000
- PROSES DEPO & WD TERCEPAT
- KARTU-KARTU BERKUALITAS DISAJIKAN
- CS RAMAH & INSPIRATIF SIAP MEMBANTU 24 JAM
- TIPS & TRIK MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!
Contact Us :
+ website : legendapelangi.com
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9