Jumat, 08 Februari 2013

MENU MAKANAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN



DAFTAR MENU MAKANAN PASIEN DENGAN GANGGUAN  PENCERNAAN
Terdapat bebrapa makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada penderita penyakit ini, seperti yang terlihat pada tabel :
No.
Jenis bahan makanan
Boleh diberikan
Tidak boleh diberikan
1
Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya)
Beras, diubur atau ditiim; ketang , direbus aau dipree; makaroni, mie, bihun, direbus; roti, biskuit, marie dan epung-tepungan, dibuat bubur atau puding
Beras kean aau wajik, bugur, jagung, canel, ubi singkong, kentang goreng, cake, dodol dan kue yang terlalu manis

Sumber protein hewani (daging atau penggatinya)
Ikan, hati , daging sapi empuk, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim atau dipanggang; telur ayam direbus, didadar, diceplok air, atau dicampurkan dalam makanan; susu
Daging, ikan , ayam yang dikalengkan, digoreng, dikeringkan (dendeng); telur ceplok atau goreng

Sumber protein nabati (kacang-kacangan)
Tahu, tempe direbus, ditim, atau ditumis; kacang hijau direbus dan dihaluskan
Tahu, tempe digoreng; kacang merah, kacang tanah digoreng atau di oven

Lemak
Margarin, minyak (tidak untuk menggoreng) dan santan encer
Lemak hewan; santan kental



Sayuran
Sayuran yang tidak banyak mengandung serat dan tidak menimbulkan gas, misalnya bayam, labu siam, wortel, tomat, direbus atau ditumis
Sayura yang banyak serta dan menimbulkan gas; sayuran mentah

Buah-buahan
Pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut, sari buah (sebaiknya dimakan bersama nasi)
Buah yang banyak serta dan menimbulkan gas, misaknya ambu biji, nanas, kedongdong, durian, nangka da buah yang dikeringkan (sate pisang, manisan pala, dan sebagainya)

Bumbu-bumbu
Gula, garam , vetsin, kunyit, kunci, sereh , salam, lengkuas , sedikt jahe, dan bawang
Lombok/ cabai, merica, cuka dan bumbu-bumbu yang merangsang

Untuk contoh menu dietnya sendiri yaitu;
a)      Pagi (sekitar pikul 07.00)
  • Beras                     : 30 g = 1,0 gelas bubur nasi
  • Telur                      : 50 g = 1,0 butir telur
  • Sayuran                 : 50 g = 0,5 gelas
  • Margarin                :  5  g = 0,5 sdm
  • Gula pasir              : 10 g = 1,0 sdm
b)      Pukul 10.00
  • Maizena                 :   15 g = 3,0 sdm
  • Susu                      : 300 g = 1,5 gelas
  • Gula pasir              :   25 g = 2,5 sdm
c)      Siang
  • Beras                     :   30 g = 1,0 gelas bubur
  • Daging                  :   50 g = 1,0 potong sedang
  • Sayur                     :   75 g = 0,75 gls
  • Pepaya                   : 100 g = 1,0 ptg sedang
  • Margarin                :   10 g = 1,0 sdm
d)     Pukul 16.00
  • Maizena                 :   15 g = 3,0 sdm
  • Susu                      : 300 g = 1,5 gls
  • Gula pasir              :   25 g = 2,5 sdm
e)      Sore (sekitar pukul 16.00)
Sususan makanan sama dengan susunan makanan siang
f)       Malam (pukul 20.00)
  • Roti                       : 40 g = 2,0 ptg
  • Margarin                : 10 g = 1,0 sdm
  • Telur                      : 50 g = 1,0 butir
  • Gula pasir              : 10 g = 1,0 sdm





GANGGUAN KARDIOVASKULER
Makanan yang diperbolehkan atau dianjurkan untuk penderita penyakit jantung adalah
  1. semua makanan sumber karbohidrat seperti nasi, jagung, roti, kentang, macaroni, bihun, tepung-tepungan.
  2. Daging sapi, ayam yang tidak berlemak, ikan, putih telur, susu skim, atau yoghurt dari susu skim
  3. Kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
  4. Minyak tumbuh-tumbuhan selain minyak kelapa seperti minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak wijen
  5. Semua macam bumbu tetapi tidak yang merangsang dan pedas
 Contoh menu sehari :
Pagi 7.00
Bubur Ayam
 Selingan :
Biskuit dan teh
 Siang 13.00
Nasi
Pepes ikan
Sayur Asam
Tempe Bacem
Semangka
 Selingan
Puding buah
 Makan Malam 19.00
Nasi
Daging bb merah
Tahu bb kuning
Sup wortel buncis
Pisang
PRA OPERASI
Diet Pra-Bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan.
Tujuan Diet
Tuiuan Diet Pra-Bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan penyembuhan luka.
 Syarat Diet
 Syarat-syarat Diet Pra-Bedah adalah:
1.      Energi
  1. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB kebutuhan normal
  2. Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan normal
  3. Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambah faktor stres sebesar 15% dari AMB (Angka Metabolisme Basah)
  4. Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakitnya
 2.      Protein
a.      Bagi Pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (< 2,5 mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB
b.      Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB
c.      Pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penykitnva
3.      Lemak cukup, yait 15-25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya
4.      Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai .dengan penyakitnya.
5.      Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
6.      Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
7.      Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna arau klisma, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau kecil di meja operasi).
POST OPERASI
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan

Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita.
Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :
1. Pasca-operasi kecil
Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal
2. Pasca-operasi besar
Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
Tips Perawatan Pasca-Operasi
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini :
•Makan makanan bergizi
•Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan.
•Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari
•Usahakan cukup istirahat
•Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa
•Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh
•Minum obat sesuai anjuran dokter.

Contoh Diet Pasca-Operasi
Diet Pasca-Operasi Amandel
Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.

Contoh Menu
PAGI
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
Telur Rebus Setengah Matang

Pukul 10.00
Puding caramel atau es krim

Siang
Bubur Saring
Gadon daging
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya

Pukul 16.00
Puding Saus Peach

Sore
Bubur Saring

Ayam Giling BUmbu
Tahu kukus
Sup Oyong Variasi








DAFTAR PUSTAKA

SAP PENYALAHGUNAAN NAPZA



SATUAN ACARA PENYULUHAN
Cabang Ilmu               : Keperawatan Komunitas
Topik                           : Penyalahgunaan NAPZA
Hari/ tanggal               : Jumat,  28 Desember 2012
Waktu                         : 30 Menit
Tempat                        : Kantor Desa Pentadio Timur
Sasaran                        : Remaja
Metode                        : Ceramah dan Tanya jawab.
Media                          : Lefleat, lefchart       
Materi                          : Terlampir
A.     TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta diharapkan mampu memahami tentang dampak penggunaan Napza
B.     TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan peserta diharapkan mampu :
a.       Mengetahui  apa pengertian dari NAPZA
b.      Mampu menyebutkan jenis-jenis NAPZA
c.       Mampu menjelaskan  dampak penggunaan NAPZA
C.    Tahapan Kegiatan
Tahap
Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
1.      Mengucapkan salam
2.      Menjelaskan latar belakang perlunya pengetahuan tentang Penyalahgunaan Napza
3    Menjelaskan tujuan di berikan penyuluhan

3 menit


Penyajian
1.      Menjelaskan pengertian NAPZA
2.      Menjelaskan macam - macam jenis NAPZA 
3.      Menjelaskan dampak dari   penyalahgunaan NAPZA
4.      Memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya
25 menit




Penutup
 Memberi kesempatan kepada audiens untuk bertanya.
Meminta salah seorang audiens menjelaskan apa itu NAPZA
2.      Meminta salah seorang audiens menyebutkan jenis-jenis NAPZA
3.      Meminta salah sorang audiens menyebutkan dampak penyalahgunaan NAPZA
Menjelaskan tentang hal-hal yang kurang dimengerti oleh audiens
Salam terapeutik.
2 menit

D.    EVALUASI
a. Proses :
-          Klien mengikuti ceramah dan bertanya
-          Klien mengobservasi/mengikuti dengan saksama
b. Akhir :
-          Klien dapat mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir sebanyak 100 %
-          Klien dapat mengetahui jenis-jenis dan bahaya penyalahgunaan NAPZA
                                       

MATERI PENYULUHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA

A.     TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta diharapkan mampu memahami tentang bahaya Napza
B.     TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan peserta diharapkan mampu :
a.       Mengetahui  apa pengertian dari NAPZA
b.      Mampu menyebutkan jenis-jenis NAPZA
c.       Mampu menjelaskan  bahaya penggunaan NAPZA
I.     DEFINISI:
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
II.   JENIS:
*      Narkotika :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
*      Psikotropika :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
*      Zat Adiktif Lainnya :
Yang termasuk  Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Johny Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
III. DAMPAK FISIK KARENA NAPZA
1.      Saat menggunakan NAPZA:
Jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga
2.      Kelebihan disis (overdosis):
Nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
3.      Sedang ketagihan (putus zat/sakau) :
Mata dan hidung berair, menguap terus menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun.
4.      Pengaruh jangka panjang:
Penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain.

F PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1.      Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
C Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
C Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA
C Lingkungan Teman Sebaya :
a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
C Lingkungan Masyrakat / Sosial :
a. Lemahnya penegak hokum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
V. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :
F   Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.
F   Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.
F   Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA